Harus tahu, Autisme bukan penyakit Seorang ibu dari seorang anak autistic, sering mendapati orang-orang bertanya begini , sudah berapa lama anak ibu menderita penyakit autis? Biasanya bila banyak waktu luang untuk menjawab pertanyaan dengan diiringi jawaban dengan sedikit penjelasan apa dan bagaimana autis itu. Muncul juga pertanyaan “dok bisakah anak saya sembuh dari penyakit autis ini? Saat itulah dengan sabar dan panjang lebar sang dokter menjelaskan bahwa suatu kekeliruan bila mengatakan autis adalah penyakit. Dokter mengatakan bahwa autis bukanlah penyakit, karena menyebut dengan kata sembuh tidaklah tepat. Autis dianalogikan sang dokter layaknya cacat yang inheren melekat pada diri seseorang. Karenanya adalah lebih tepat menyebut mereka yang autis sebagai penyandang autis. Karena itulah mereka penyandang autis biasanya selain berkonsultasi ke dokter spesialis syaraf anak, mereka berkonsultasi pula ke dokter spesialis kejiwaan.
Karena apa yang mereka sandang adalah gangguan prilaku. Autisme atau biasa di sebut ASD (Autistic Spectrum Disorder) adalah gangguan fungsi otak – Harus tahu, Autisme bukan penyakit -yang kompleks dan sangat bervariasi. Biasanya gangguan perkembangannya meliputi cara berkomunikasi, berinteraksi sosial dan kemampuan berimajinasi. Disebut sebagai penyandang, karena autis bukan layaknya penyakit seperti, flu, batuk, radang, yang bisa disembuhkan dengan obat tertentu. Secara sekilas penyandang autis layaknya anak dengan keterbelakangan mental. Tapi sebenarnya sangat berbeda. Karena berspektrum maka jenis atau ciri penyandang autis itu banyak. Hingga orang sering mengklasifikasinya sebagai penyandang autis ringan, agak ringan, berat, dan agak berat.
Autisme adalah kombinasi dari beberapa kelainan perkembangan otak. Berikut beberapa kelainan yang menonjol dari anak autis : Berkomunikasi. Kemampuan berbahasa anak autis biasanya mengalami keterlambatan. Bahkan pada beberapa kasus sama sekali tak bisa berbicara. Kalaupun ia bisa berbicara seringkali tak bisa menggunakan kata-kata dengan benar. Cenderung sulit berdialog dengan panjang lebar. Cara berkomunikasinya sering sulit dipahami. Bersosialisasi (berteman). Anak autis biasanya sulit berteman. Ia punya dunia sendiri. Sekalipun kita mengumpulkannya dalam kelompok anak-anak, tetap saja ia asyik sendiri seolah tak melihat orang disekelililngnya. Indra. Indra mereka penyandang autis biasanya sangat sensitif terhadap cahaya, sentuhan, penciuman, rasa, tingkat sensitifnya membentang pula dari yang berat sampai yang ringan. Bermain. Biasanya anak autis tidak spontan/reflek dalm berimajinasi dalam sebuah permainan. Itulah mengapa mereka tidak bisa bermain peran, berpura-pura. Perilaku. Anak autis ada yang prilakunya sangat pasif dan pendiam (hypoaktif) dan yang umum ditemui sangat tak bisa diam (hiperaktif). Sangat menaruh perhatianfokus pada satu benda yang disukainya (obsesif). Dapat sangat agresif, kadang menyakiti diri sendiri.