Pendidikan karakter anak usia dini sangat menentukan perilaku anak dimasa yang akan datang. Pendidikan anak harus dilengkapi dengan membangun karakter anak yang berkualitas. Pada saat usia antara 0-6 tahun, otak berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa-masa yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut sebagai masa-masa emas anak (Golden Age).
Anak usia 3-10 tahun adalah usia dimana terjadi pembentukan karakter anak. Pada usia ini peran orang tua sangat penting dalam mengenalkan hal-hal yang dapat membangun karakter anak yang berkualitas.
Beberapa pendidikan yang dapat ditekankan oleh orang tua pada anak usia dini diantaranya adalah:
- Pendidikan keagamaan
Ini adalah hal yang utama perlu ditekankan pada seorang anak ; seorang anak perlu tahu siapa Tuhannya, cara beribadah, dan bagaimana memohon berkat dan mengucap syukur. Tunjukkan buku, gambar, dan cerita-cerita yang bisa menginspirasi si anak yang berhubungan dengan keagamaan tersebut. Jika memungkinkan, ajak anak anda untuk ikut ke tempat ibadah bersama. Semakin dini kita menanamkan hal ini pada seorang anak, akan semakin kuat ahlak dan keyakinan akan Tuhan di dalam diri anak kita.
- Kualitas input yang diterima
Seorang anak pada usia dibawah 10 tahun belum mempunyai fondasi yang kuat dalam prinsip hidup, cara berpikir, dan tingkah laku. Artinya, semua hal yang dilihat, didengar, dan dirasakan olehnya selama masa pertumbuhan tersebut akan diserap semuanya oleh pikiran dan dijadikan sebagai dasar atau prinsip dalam hidupnya. Adalah tugas orang tua untuk memilah dan menentukan, input-input mana saja yang perlu dimasukkan,dan mana yang perlu dihindarkan.
- Anak adalah peniru yang baik
Anak perlu figur seorang tokoh yang dikagumi, yang akan ditiru di dalam tindakan sehari-harinya. Pilihan utamanya biasanya akan jatuh pada orang tua. Dan seorang anak akan lebih percaya pada apa yang dilihat daripada apa yang dikatakan orang tua. Ajarkan sesuatu melalui contoh, dengan tindakan kita sendiri, akan membuat anak meniru dan mengembangkannya menjadi suatu kebiasaan dan karakter di dalam pertumbuhannya.
- No Pain No Gain
sebagai orang tua bisa mencoba menggunakan alternatif yang terbaik. Saya mengistilahkan ini dengan No Pain No Gain. Jadi saat seorang anak meminta sesuatu misalnya, kita bisa memberikannya dengan syarat tertentu. Contoh,seorang anak minta mainan pada kita sebagai orang tuanya, maka kita bisa mensyaratkan ha-hal tertentu sebagai `kerja keras’ yang harus dilakukan. Misalnya, si anak harus membantu si ayah mencuci mobil selama sebulan, atau membantu ibu membuang sampah setiap hari, baru kemudian si anak mendapatkan mainan tersebut. System No Pain No Gain ini dalam jangka panjang akan membentuk karakter yang kuat dan tangguh dari si anak, karena mereka sejak kecil sudah dibiasakan harus bekerja dulu baru mendapatkan hasil.
- Tiga perilaku dasar dalam berkomunikasi
Sejak kecil, seorang anak perlu dididik tiga perilaku dasar dalam komunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Yang pertama adalah harus belajar mengucapkan “terima kasih” kepada siapa saja yang sudahmemberikan sesuatu kepadanya, yang kedua adalah harus belajar mengucapkan kata “tolong” apabila ingin meminta bantuan kepada orang di sekitarnya, dan yang ketiga adalah belajar mengucapkan kata “maaf” apabila memang bersalah. Bila orang tua kurang memberikan bimbingan ini secara maksimal, maka peran ini akan diambil alih oleh lingkungan, yang mana bisa memberikan berbagai macam input yang lebih banyak negatifnya daripada positifnya.
Demikian adalah pendidikan yang dapat diberikan kepada anak dalam rangka membangun karakter anak yang berkualitas, namun masih banyak lagi hal-hal yang perlu diajarkan pada anak agar anak dapat berperilaku baik. Banyak hal yang masih harus orangtua pelajari agar dapat memahami dan mengerti anak. Semoga bermanfaat dan dapat membangun karakter anak bangsa yang berkualitas.